Pendakian
menuju puncak gunung ini dapat dimulai dari tiga jalur pendakian
yaitu :
-Dari selatan adalah dari selat lewat sangkan kuasa.
-Dari tenggara ialah dari Budakeling lewat nangka
-Dari Barat daya yang merupakan jalur pendakian yang umum
digunakan oleh para pendaki yaitu dari Pura Besakih.
JALUR
PURA BESAKIH
Jalur ini sering dipakai pendaki, selain melewati kompleks
pura Besakih yang terkenal , kita akan melihat pemandangan
yang sangat mengesankan disepanjang perjalanan. Disepanjang
jalur ini tidak terdapat mata air sehingga pendaki harus membawa
bekal air yang banyak. Menjelang batas hutan terakhir sebenarnya
terdapat mata air yang disucikan oleh masyarakat, namun tidak
boleh sembarang orang untuk ke sana.
Perjalanan
diawali dari pura puseh lewat pura plawangan ke pura telaga
mas kemudian perjalanan dilanjutkan ke tirta dasar sampai
di batas hutan terakhir atau dinamakan hutan pengubengan.
Melewati kompleks pura jalanan tertata rapi, kemudian kita
memasuki kawasan hutan yang agak landai sekitar 1/2 jam, selebihnya
jalur terus menanjak.
Jalur
yang dilewati sempit dengan sisi kiri kanan jurang, jalur
ini terdiri dari tanah bercampur pasir dan kerikil sehingga
sangat licin, bila hujan jalur akan semakin parah. Terdapat
banyak tanjakan terjal melalui akar-akar pohon dengan berpegangan
menggunakan akar. Dalam kawasan hutan ini jalur sempit sehingga
bila berjumpa dengan pendaki lain harus minggir, juga hampir
tidak ada tempat yang cukup luas untuk membuka tenda. Itulah
sebabnya para pendaki sangat mengganggu masyarakat yang sedang
mengadakan upacara di gunung. Menjelang batas akhir hutan
jalur berupa pasir yang sangat licin dan mudah merosot.
Perkemahan
dapat dilakukan pada ketinggian 2500 meter atau setelah 5
jam pendakian melalui kawasan hutan. Di sini menjadi batas
akhir hutan dan jalur agak lega dan terdapat tempat yang sedikit
terbuka. Banyak terdapat monyet yang pemalu, mereka mengikuti
pendaki namun tidak berani mendekat, berbeda dengan monyet
di gunung Rinjani yang sangat berani dan mengganggu pendaki.
Di siang hari tampak monyet-monyet bermain-main di lereng-lereng
yang sangat terjal. Dari titik ini pendaki dapat melakukan
point atau terus mendaki selama 3 jam sampai ke puncak kawah
gunung Agung sebelah tenggara.
Jalur
berikutnya berupa tebing curam dengan batu-batu besar, pendaki
harus merangkak dan memanjat tebing ini, pendaki harus mencari
sendiri sisi tebing yang mana yang nyaman dipanjat. Selain
sangat curam juga sangat berbahaya karena dibawahnya batu-batu
besar siap menyambut kita bila sampai tergelincir kebawah,
bisa-bisa pendaki akan menggelinding ke jurang yang lebih
dalam lagi.
Setelah berhasil memanjat tebing, meskipun tanpa peralatan
panjat tebing, kita akan disambut oleh lereng terjal dan tandus.
Disini pendaki harus merangkak mendaki ke atas karena keterjalannya
yang sangat curam. Pendaki akan tertipu seolah-olah disinilah
puncak gunung agung, setelah bersusah payah memanjat tebing
ini pendaki akan kecewa karena setelah sampai di puncak tebing
tampak menjulang tinggi bukit pasir dan batuan yang jauh lebih
tinggi dan lebih berbahaya.
|