Gunung
Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Akan tetapi
highcamp sengaja menyebutnya dengan Gunung Mahameru oleh karena
masih ada gunung lain yang bernama Gunung Semeru, yang berada
di timur pulau jawa didekat gunung Argopuro. Mahameru merupakan
gunung yang tertinggi dipulau jawa dan gunung berapi yang
kedua tertinggi di Indonesia degan ketinggian 3676m dpl dan
merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif.
Setiap
lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik
berwarna hitam dan pasir. Posisi gunung ini terletak diantara
wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi
geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.
Dilihat
dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna,
tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah
yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring
Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun
1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini
mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan
daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.
Gunung
Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi
telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah.
Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:
Letusan
abu, lava blok tua dan bom lava muda
Material
lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
Letusan
bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
Pertunbuhan
lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran
lahar panas.
Seperti
pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute
perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak
Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar
antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan
pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang
pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi
pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya.
Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata
disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya
angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin
dingin. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET
(1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah
barat daya lewat Widodaren., selanjutnya Junhuhn (1945) seorang
ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung
Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911
Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya
pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan
Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.
Rute
pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah
dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dari Jakarta dengan
menggunakan bis ataupun kereta api. kemudian dilanjutkan dengan
naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan
dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep
atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya
pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran.
Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan
sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung
Mahameru dari Malang sebagai berikut:
Terminal
Tumpang
Malang
- Tumpang
18
km
45
menit
Tumpang
- Ranupane
30
km
180
menit
Ranupane
- Waturejeng
5
km
90
menit
Waturejeng
- Ranukumbolo
5
km
90
menit
Ranukumbolo
- Kali Mati
4,9
km
180
menit
Kali
Mati - Arcopodo
1,5
km
120
menit
Arcopodo
- Puncak Mahameru
1,5
km
3-4
Jam
Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut.
Malang
- Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu
Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
Ranu
Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
Kalimati
- Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan
siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
Ranu
Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu
Pane - Tumpang - Malang
Transportasi
ke Ranupane
Gn.
Bromo dari kejahuan
Waktu
pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau,
sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan
bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering
terjadi badai basah dan tanah longsor.
Setiap
pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih
dahulu kantor sub seksi area konservasi di desa Gubukklakah.
Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini.
Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari
tiga orang.
Biaya
masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum
memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor
ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan
setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa.
Di
jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan
dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong
jalan setapak.
Untuk
kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak
ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk
menyewa penunjuk jalan.
Dilarang
keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah
yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya
di lokasi menginap atau dijalan setapak.
Aturan
di puncak Mahameru.
Dilarang
keras mendekati kawa Jongring Seloka karena bahaya
dari gas beracun dan abu panas.
Lebih
baik mendaki kepuncak dimulai waktu dini hari, karena
di siang hari angin berhembus ke arah utara dan
menyapu gas beracun kearah rute pendakian.
Limit
waktu berada di puncak adalah sampai jam 10.00 am.
setelah itu harus turun. karena arah angin sudah
mulai berhembus ke arah utara.
Sub
section area for West Semeru Conservation
Jalan Wringinanom Gubugklakah Telp.(0341)787972 Wringinanom
- Poncokusumo - Malang Jawa Timur
Semua
pendaki harus mendaftar dulu disini sebelum mendaki
Mahameru
Pos
Ranger kehutanan di Ranupane. Setiap pendaki harus lapor.
Ranupane
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang
terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian
2.000m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan
kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan
pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok
pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor
resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan
pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau
lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.
Ranukumbolo Daerah
ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada
pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang
berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan
tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan
dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam
di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar
matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan
warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna
kemerah-merahan dan kekuningan,ditambah
uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau
tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa
Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak
serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan
jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan
kerajaan Majapahit.
Savana
Pangonan Cilik Pagonan
Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang
rumput yang terletak di lembah gunung Ayek-ayek
yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal
usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan
kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak
(Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan
yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang
sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul
yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli,
sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.
Savana
Oro Ombo
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya
lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang
dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type
ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian
atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu
Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk
dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan,
kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air
hujan.
Cemoro
Kandang
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan
Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang
ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan
paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini
dengan topografi relatif datar, terletak disebelah
selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.
Savana
Jambangan Daerah
padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan
padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara,
mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih
datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat
yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang
ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat
ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang
tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa
serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak
yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah
para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan
atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang
selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu
panorama alam yang menakjubkan.
Kalimati
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali
yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai
tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan
alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan
daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan
edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi
oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah.
Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki
sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas
didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan
air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata
air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para
pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari
daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan
sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari.
Puncak
Mahameru. Panorama
dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah
untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunuingan
di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia,
kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur.
Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan
debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit
sekali. Menakjubkan!